Selama hampir 42 tahun berkuasa di Libya, Kolonel Muammar Gadhafi adalah salah satu diktator dunia yang paling eksentrik. Gaddafi sangat piawi memainkan peran politiknya, terkadang dikutuk dan terkadang didekati oleh Barat.
Sementara pemimpin Libya itu, selama berkuasa sangat brutal terhadap rakyatnya terutama, para aktivis Islam, dan sudah berapa banyak tokoh aktivis Islam yang tewas, maupun di penjarakannya. Gaddafi benar-benar seorang otokratis, sampai akhirnya digulingkan oleh rakyatnya.
Gaddafi penguasa yang paling lama berkuasa, 42 tahun, diantara penguasa di dunia Arab modern ini. Gaddafi selalu menampilkan dirinya sebagai "Pemimpin" di dunia Arab, dan penampilannya selalu kontras dan mencolok. Gaddafi suatu ketika menjadi sponsor gerakan perlawanan, dan sangat membenci Barat dan Yahudi, kemudian dia dituduh meledakkan dua pesawat penumpang di Lockerbie. Tetapi, Gaddafi kemudian membantu AS dalam perang melawan teror.
Gaddafi adalah seorang nasionalis Arab yang suka mengejek penguasa Arab yang dituduhnya sebagai antek Barat dan Zionis-Israel. Dalam puncak paradoknya, Gaddafi mengkhotbahkan tentang visinya yang paling "revolusioner" dan utopia, tapi suatu hari berubah menjadi diktator, yang akhirnya memicu revolusi terhadap dirinya.
Presiden AS Barack Obama berjabat tangan dengan pemimpin terguling Libya Muammar Gadhafi, sebelum makan malam pada pertemuan puncak G8 di L'Aquila pada 9 Juli, 2009. Di mana Gaddafi dapat bertemu dengan para pemimpin dunia, yang sangat langka itu.
Kematiannya pada hari Kamis, 20 Oktober, menjelang usianya yang ke 69 - ungkap Perdana Menteri Mahmoud Jibril - di mana sesudah terjadi perang yang sangat brutal dengan para pejuang Libya yang datang mengalahkannya di kota kelahirannya, Sirte. Gaddafi bersumpah tidak akan meninggalkan negaranya, sampai mati, dan keinginannya terkabul.
Sekarang para pejuang Libya (Minggu ini) mendeklarasi akhir kemenangan mereka, di Bengazi. Sebelumnya, Gadhafi tersingkir dari kekuasaannya oleh pemberontak yang dramatis, di mana rakyat diibukota Tripoli, merayakan kemenangan yang sangat luar biasa, pada 21 Agustus. Perang sipil yang berlangsung selama enam bulan, dan menelan korban yang begitu banyak.
Gaddafi terus meneriakkan dan memberikan dorongan para pengikutnya dan tentaranya, terus:"melawan!". Gadhafi telah mendesak para pengikutnya bahkan saat musuh-musuhnya berada di depan pintu gerbang ibukota Tripoli, sebelum melarikan diri ke daerah pedalaman Libya, di mana dia menyerukan kepada para pendukungnya harus terus bertempur, sampai titik darah penghabisan.
Gadhafi meninggalkan bangsanya, dan negeri yang sangat kaya minyak. Minyak begitu melimpah. Negeri yang berpenduduk 6,5 juta itu, sekarang mengalami trauma dengan berbagai kebijakan Gaddafi yang menguras kekayaan negara. Ibaratnya kapal negara diarahkan oleh keinginan seorang pria dan keluarganya. Gaddafi sangat terkenal dengan pakaian yang mewah - mulai dari jas putih dan kacamata hitam dengan seragam militer dengan bahunya menjumbai, jubah berwarna cerah dihiasi dengan peta Afrika - dia menyebut dirinya sebagai pemimpin "Bedouin", Raja, dan Filsuf.
Gaddafi sangat menikmati julukan dari para pemimpin dunia sebagai pemimpin yang menyebalkan, baik di Barat atau Timur Tengah.
Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan, setelah pemboman 1986, yang menewaskan prajurit AS di Berlin, menuduh Libya. Reagan memberikan julukan Gaddafi sebagai "anjing gila." Mantan Presiden Mesir Anwar Sadat, yang terlibat perang perbatasan dengan Libya pada 1970-an, menulis dalam buku hariannya bahwa Gadhafi adalah "sakit jiwa" dan "membutuhkan pengobatan."
Muammar Gadhafi dan Para Pemimpin Dunia
Pemimpin Libya Muammar Gadhafi menghadiri perayaan ulang tahun tahta kekuasaannya ke-40, di Lapangan Hijau di Tripoli, 1 September 2009.
Dibalik karakternya yang flamboyan dan kecakapannya memainkan pertunjukan politik, rekannya mengatakan Gadhafi adalah pemimpin yang sangat teliti dalam mengelola kekuasaannya. Gaddafi terlibat dan ikut langsung dalam keputusan besar dan kecil, dan secara terus-menerus bertemu secara pribadi dengan para pemimpin suku dan pejabat militer yang mendukung dia.
Mereka yang menjadi bagian kekuasaannya itu, mendapatkan posisi-posisi yang sangat penting dalam kekuasaannya. Tetapi, umumnya pos-pos yang sangat penting diserahkan kepada keluarganya. Seperti anak-anaknya, saudaranya, dan keluarga dekatnya.
Gaddafi secara permanen melakukan cengkeramannya pada negara. Banyak usaha kudeta dan upaya pembunuhan terhadap dirinya selama bertahun-tahun, tetapi sebagian besar berakhir dengan eksekusi terhadap para komplotan yang ingin menggulingkannya. Mereka yang ingin menggulingkannya mendapt ganjaran digantung di alun-alun ibukota Tripoli, dan disaksikan rakyatnya.
Mengapa umur kekuasaannya begitu panjang? Rahasianya terletak pada cadangan minyak yang sangat besar di bawah gurun pasir di negara Afrika Utara itu. Inilah yang menyebabkan umur kekuasaan Gaddafi begitu panjang. Karena uang dari minyak yang mengalir tanpa henti, bermilyar-milyar dollar, dan sekarang kekyaaan Gaddafi mencapai $ 160 miliar dollar, dan dengan kekayaan sebesar itu, Gaddafi dapat melakukan apa saja yang diinginkannya.
Tetapi, yang paling spektakuler peristiwa yang terjadi pada akhir 2003. Di mana Gaddafi selalu menyangkal, keterlibatannya dalam pemboman pesawat Pan Am, tetapi tiba-tiba Gaddafi mengakui bertanggungjawab atas pemboman terhadap pesawat Pan Am tahun l988, yang menewaskan seluruh penumpangnya, di atas Lockerbie, Skotlandia, yang menewaskan 270 orang. Gaddafi setuju membayar hingga US $ 10 juta dollar tiap keluarga korban.
Gaddafi melakukan langkah-langkah yang dramatis lainnya, di mana Gaddafi juga mengumumkan bahwa Libya akan membongkar arsenal nuklirnya, program senjata kimia dan biologi yang berada di bawah pengawasan internasional.
Peristiwa itu mengubah persepsi Barat terhadap Gaddafi, yang sebelumnya dituduh sebagai : "Sponsor dan bapak" terorisme internasional, dengan sangat cepat mendapatkan penghargaan dari negara-negara Barat. Persepsi negara-negara Barat berubah drastis, dan para pemimpin Barat, mengantri ingin bertemu dengan Gaddafi.
Maka, hanya beberapa bulan kemudian, Amerika Serikat menghapus sanksi ekonomi dan melakukan normalisasi kembali hubungan diplomatik dengan Libya. Para pemimpin Uni Eropa di Brussels bertemu dengan Presiden Muammar Gadhafi. Dengan jamuan yang sangat istimewa. Sebagai sahabat. Tidak nampak adanya permusuhan, seperti yang terjadi sebelumnya.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Condoleezza Rice pada tahun 2008, menjadi pemimpin pertama dan pejabat tertinggi Amerika Serikat mengunjungi negara Libya, di mana hubungan antara Amerika Serikat - Libya sudah lebih dari 50 tahun putus. Perdana Menteri Inggris Tony Blair, mengunjunginya di Tripoli, bahkan Blair mendapatkan "hadiah" yang tidak sedikit dari Gaddafi.
Perusahaan minyak internasional bergegas untuk berinvestasi di bidang Libya. Dokumen terungkap setelah jatuhnya Gadhafi mengungkapkan kerjasama yang erat antara badan intelijen dan CIA dalam mengejar tersangka teror setelah 9 / 11 serangan, bahkan sebelum AS mencabut penunjukan dari Libya sebagai sponsor teror di tahun 2006.
Namun, sikap Gadhafi tidak berubah. Setelah polisi Swiss melakukan penangkapan anaknya Hannibal, karena diduga memukuli dua pelayan di sebuah hotel mewah di Jenewa pada tahun 2008, Gadhafi menangkap dua warga negara Swiss, dan kedua pria Swiss itu ditahan dengan tuduhan yang tidak jelas. Sampai kemudian Gaddafi melepaskan kedua pria Swiss, sesudah anaknya Hanibal dibebaskan pmerintah Swiss.
Negara-negara Eropa, sangat bersemangat membangun hubungan ekonomi dengan Libya. Para investor dari Uni Eropa datang berbondong-bondong ke Libya menanamkan invstasi dibidang minyak, gas, dan industri serta terlibat dalam pembangunan. Sengketa dengan Swiss berakhir.
Tapi, Gadhafi yang sangat lekat dengan mencintai kekuasaannya itu, sekali lagi paria yang flamboyan itu, menggunakan kekuatan militernya yang sangat canggih melakukan penumpasan dengan brutal terhadap pemberontakan rakyatnya, Februari. Gaddafi mengerahkan seluruh kekuatan militer, dan bahka menyewa pasukan bayaran dari Uni Afrika, guna menghadapi pemberontakan rakyatnya. Semua gerakan rakyat di Libya itu, terinspirasi oleh "Revolusi di Dunia Arab". Inilah yang menjadi titik awal berakhirnya era kekuasaan Presiden Muammar Gaddafi, yang sudah berlangsung selama 42 tahun. Waktu yang sangat panjang bagi sebuah kekuasaaan.
Tetapi, hakekatnya "Barat adalah Barat", selalu pragmatis. Gaddafi yang sudah berubah, dan menjadi sekutu Barat, tidak dibelanya, dan tidak ada belas kasihannya terhadap Gaddafi, yang menghadapi pemberontakan rakyatnya. Justru negara-negara Barat, yang sudah memilliki hubungan persahabatan para pemimpinnya dengan Kolonel Muammar Gaddafi itu, mensponsori resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB,yang mengesahkan zona larangan terbang bagi k Libya pada bulan Maret, dan dilanjutkan NATO melancarkan kampanye serangan udara melawan pasukan Gaddafi secara massif.
Begitu watak Barat terhadap para sekutu dan teman mereka, jika sudah posisi melemah, dan tidak mendapatkan dukungan rakyatnya, tak segan-segan membuangnya, dan ikut menghancurkannya. Seperti yang dialami Gaddafi.
Kekuatan para oposisi tidak memadai tanpa adanya dukungan pasukan Nato, yang menggunakan arsenal angkatan udaranya, yang terus-menerus melakukan pemboman terhadap posisi-posisi pasukan Gaddafi, dan itu memberikan keuntungan dan kemenangan bagi kekuatan oposisi.
"Saya seorang pejuang, seorang revolusioner dari tenda. ... Saya akan mati sebagai seorang martir di akhir kekuasaan saya," ucapnya. Semuanya pernyataannya terbukti. Itulah pidato terakhirnya di televisi selama berlangsungya pemberontakan, dengan suara yang bergetar podium dekat patung emas, yang menghancurkan sebuah pesawat tempur Amerika Serikat.
Gadhafi lahir pada tahun 1942 di padang pasir Libya dekat Sirte. Gaddafi putra dari seorang ayah Badui yang pernah dipenjara, karena menentang penjajah Italia. Gadhafi muda tampaknya mewarisi sifat ayahnya yang pemberontak. Ketika masih sekolah, dikeluarkan dari sekolah, karena memimpin demonstrasi, dan menjadi tentara Gaddafi mengorganisir sel revolusioner, yang kemudian melakukan kudeta.
Pada tahun 1969, ketika Gaddafi masih berpangkat kapten, dan berusia 27 tahun, Gaddafi muncul sebagai pemimpin dari kelompok perwira yang menggulingkan Raja Idris. Gaddafi, seorang tokoh, yang tampan gagah berseragam dan kacamata hitam, Gadhafi mengambil alih kekuasaan tak terbantahkan dan menjadi simbol perlawanan anti-Barat di Dunia Ketiga, ketika itu, Libya baru saja dibebaskan dari penguasa kolonial Eropa.
Selama tahun 1970-an, Gadhafi berusaha mengubah bangsanya. Gaddafi menutup pangkalan udara AS. Gaddafi mengusir 20.000 warga negara Italia, sebagai balasan atas penjajahan yang dilakukan Itali, selama tahu 1911-1941. Perusahaan-perusahaan dinasionalisasi. Gaddafi sebagai sosok baru di dunia Arab dan Afrika Utara, yang sangat memberi inspirasi, dan melebihi Presiden Gamal Abdul Nasser.
Pada tahun 1975 ia menerbitkan "Buku Hijau," yang menjadi manifesto politik yang meletakkan apa yang disebut "Teori Internasional Ketiga" dari pemerintah untuk rakyat. Di mana Gaddafi membuat visi yang akan menjadi alternatif, menghadapi Dunia Barat, yang sangat mapan, dan menindas. Gaddafi menyatakan Libya menjadi "Jamahiriya" - "Republik Rakyat" sebuah neologisme Arab. Gaddafi dalam "Buku Hijau" menggabungkan Islamisme, Sosialisme, dan Arabisme. Mirip Nasakomnya Soekarno di Indonesia.
Semua aturan, menyerukan demokrasi perwakilan, yang sebenyarnya suatu bentuk tirani, dan Libya diorganisir menjadi "komite rakyat", yang akhirnya menjelma "Kongres Rakyat," semacam parlemen.
Akhirnya, semua aturan dimaksud dengan tidak ada kecuali Gadhafi, yang ditinggikan dirinya menjadi kolonel dan menyatakan dirinya sebagai "Pemimpin".
"Dia bercita-cita untuk menciptakan sebuah negara yang ideal," kata analis Afrika Utara Saad Djebbar dari Universitas Cambridge. "Dia berakhir tanpa komponen negara yang normal, dan semua ditentukan oleh 'kekuatan rakyat',dan itu sistem yang paling tidak berguna di dunia..". Tetapi, semuanya menjelma menjadi dirinya sendiri.
Pada 1970-an dan 1980-an, Gadhafi mendukung kelompok yang dianggap oleh Barat menjadi teroris - dari Tentara Republik Irlandia, kelompok pejuang Palestina pejuang Muslim di Filipina. Gaddafi melakukan serangkaian petualangan militer di Afrika, menyerang Chad pada 1980-89, dan memasok senjata, memberi pelatihan dan keuangan pemberontak di Liberia, Uganda dan Burkina Faso.
Sebuah insiden 1984 di Kedutaan Besar Libya di London. Seorang pria bersenjata di dalam kedutaan menembaki demonstran terhadap lawan Gadhafi yang ada diluar, dan menewaskan seorang polisi Inggris.
Pemboman Lockerbie diikuti pada tahun 1988, diikuti pemboman terhadap sebuah pesawat Perancis atas Niger, Afrika Barat. Barat marah, dan bertahun-tahun Libya dikenakan sanksi.
Tetapi, suatu perubahan dimulai pada tahun 1999, ketika pemerintah Gadhafi menyerahkan dua Libya untuk diadili dalam pemboman Lockerbie. Pada tahun 2001, sebuah pengadilan Skotlandia, seorang agen intelijen dihukum, dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.
Pada tahun 2002, Gadhafi mengatakan kepada rakykatnya di kota Sabha, selatan ibukota Tripoli. Gaddafi mengatakan, "Di hari tua saya, mereka menyebut kami sebuah negara yang jahat, mereka menuduh kami sebagai negara yang berbahaya. Kami.. dituduh memiliki perilaku revolusioner", ujarnya.
Sepanjang pemerintahannya, ia adalah seorang pemain sandiwara yang sangat piawai melakonkan perannya di tengah-tengah masyarakat dunia. Gaddafi tidak pernah berhenti bersandiwara. Sampai titik akhir perjalanannya di kampung halamannya di Sirte.
Penampilannya di KTT Liga Arab membuat para pemipin Arab mengernyit dahinya. Pada satu kesempatan, Gaddafi berargumen sangat keras dengan Raja Arab Saudi Abdullah, membuat kebencian abadi dengan Raja Arab Saudi itu. Di kesempatan lainnya, Gadhafi merokok cerutu di ruang konferensi selama pidato untuk menunjukkan kebenciannya terhadap Raja Arab Saudi.
Dalam pidato PBB 2009, Gaddafi berbicara tentang ketidak nyamanannya selama berada di New York, karena jet lag, kemudian merobek-robek salinan Piagam PBB, Dewan Keamanan, sembari mengatakan, "Seharusnya disebut dewan terorisme", ucapnya.
Dalam kunjungan ke berbagai negara, Gaddafi sering bersikeras mendirikan tenda, yang sangat merepotkan bagi negara yang dikunjunginya. Dia memakai pengawal pribadi perempuan - yang Gaddafi pernah menjelaskan dengan mengatakan: ". Tidak ada orang laki-laki di dunia Arab", cetusnya.
Sebuah kabel 2009 diplomatik Amerika Serikat yang dirilis oleh situs WikiLeaks, menyebutkan Gadhafi takut tinggal di lantai atas gedung bertingkat, keengganannya naik pesawat terbang, dan suka balap kuda dan menari flamengo.
Gaddafi mengganti nama bulan, bulan Januari yang dingin menjadi, "Ain al-Nar," bahasa Arab untuk "Di mana neraka."
Dalam dekade terakhir, kekuasaannya semakin terkonsentrasi kepada delapan anak kandungnya, yang menguasai pasukan elite militer, intelijen, atau posisi bisnis yang menguntungkan.Anaknya Seif al-Islam, yang berpendidikan di Cambridge, Inggris, secara luas dilihat dipersiapkan sebagai penggantinya. Nampaknya, tidak kepada Kamis, kekuasaan itu akan dialihkannya. Putri satu-satunya, Aisyah, menjadi pengacara dan membantu dalam pemerintahan Saddam Hussein, diktator Irak terguling.
Gadhafi tidak menghabiskan pendapatan minyaknya membangun sekolah, rumah sakit, irigasi dan perumahan. Tidak begitu menyolok sebagai negara yang paling kaya minyak di kawasan Mediterania dalam pembangunan.
"Dia benar-benar membawa Libya dari menjadi salah satu negara yang paling terbelakang dan paling miskin di Afrika. Negara yang kaya minyak dengan infrastruktur yang terbatas, dan penduduk Libya tidak mendapatkan layanan yang memadai bagi kebutuhan hidup mereka", ucap George Joffe dari Universitas Cambridge.
Sepertiga rakyat Libya tetap dalam kemiskinan. Tetapi, Gadhafi hidup dengan penuh berkah dan kekayaan yang melimpah, dan hidup serba mewah di ibukota Tripoli yang disulap menjadi sebuah "surga". Sementara itu, bagian timur Libya, seperti Benghazi, yang menjadi pusat pemberontakan, tetap miskin.
Putranya, selama berlangsung pemberontakan 2011 di Misrata, yaitu Khamis dan Mu'tasim, yang memimpin pasukan unit khusus militer, diyakini tewas. Lainnya, bersama dengan istrinya Safiyah, melarikan diri ke Aljazair tetangga atau Niger. Seif al-Islam, berhasil melarikan diri ke Niger.
Kisah Kolonel Muammar Gaddafi yang sangat penuh warna dalam kehidupan dan kekuasaannya, dan berakhir dengn sangat tragis, dibunuh oleh rakyatnya sendiri. (mas)
Sumber: http://www.eramuslim.com